PENGANTAR
بسم الله الر حمن الر حيم
الهم صل عل محمد وآل محمد الطيبين الطا هرين
الهم صل عل محمد وآل محمد الطيبين الطا هرين
Reformasi di Indonesia seharusnya mengantarkan bangsa Indonesia kepada prinsip dasar masyarakat madani yang kita cita-citakan: Penyerahan total kepada kehendak Tuhan YME dan pemerintahan demokratis yang didasarkan pada keadilan sosial. Umat Islam yang merupakan bagian terbesar bangsa Indonesia, berkewajian untuk mewujudkan tujuan reformasi sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang universal. Dalam hadits Nabi Muhammad saw. yang terkenal, yang diriwayatkan oleh semua mazhab dalam Islam, dua dasar utama ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan kecintaan kepada Ahlulbait as. Islam di Indonesia, dalam proses sejarah yang panjang, telah berhasil memelihara ajaran Al-Qur’an dan kecintaan kepada Ahlulbait as. Umat Islam di Indonesia telah berusaha keras mendakwahkan, memahami, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an yang suci dalam kehidupan mereka.
Seraya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para ulama Indonesia sebelumnya, kita harus mengakui bahwa kecintaan kepada Ahlulbait as. hanya diungkapkan terutama sekali dalam menyebutkan namanya dengan khidmat terutama dalam acara ritual.
Kita telah mengabaikan kenyataan bahwa Ahlulbait as. telah meninggalkan ilmu-ilmu keIslaman yang sangat kaya termasuk ilmu-ilmu tradisional dan ‘irfan. Mereka juga telah memberikan contoh sempurna tentang masyarakat madani yang dicita-citakan. Peradaban Indonesia yang telah menyerap berbagai budaya sepatutnya mendalami lebih lanjut warisan yang kaya dari SUMBER ISLAM ini.
Setelah menghayati misi suci Ahlulbait as. kami sadar bahwa sudah tiba saatnya untuk menyebarkan ajaran Ahlulbait secara terbuka khususnya kepada bangsa Indonesia dan umumnya bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Seraya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para ulama Indonesia sebelumnya, kita harus mengakui bahwa kecintaan kepada Ahlulbait as. hanya diungkapkan terutama sekali dalam menyebutkan namanya dengan khidmat terutama dalam acara ritual.
Kita telah mengabaikan kenyataan bahwa Ahlulbait as. telah meninggalkan ilmu-ilmu keIslaman yang sangat kaya termasuk ilmu-ilmu tradisional dan ‘irfan. Mereka juga telah memberikan contoh sempurna tentang masyarakat madani yang dicita-citakan. Peradaban Indonesia yang telah menyerap berbagai budaya sepatutnya mendalami lebih lanjut warisan yang kaya dari SUMBER ISLAM ini.
Setelah menghayati misi suci Ahlulbait as. kami sadar bahwa sudah tiba saatnya untuk menyebarkan ajaran Ahlulbait secara terbuka khususnya kepada bangsa Indonesia dan umumnya bangsa-bangsa Asia Tenggara.
DEKLARASI IJABI
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 28, yang melindungi hak semua warga negara “…untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran…”, maka, para pecinta Ahlulbait as. di Indonesia dengan ini menyatakan maksudnya untuk bersatu dalam Organisasi Masyarakat (ORMAS) Nasional bernama IJABI.
Bahwa kecintaan kepada Ahlulbait as. telah menjadi titik pusat yang mempersatukan kaum muslimin apapun mazhabnya. Kecintaan kepada Allah tidak dapat dipenuhi tanpa kecintaan kepada Rasulullah Saw. dan kecintaan kepada Rasulullah Saw. hanya dapat diwujudkan dengan kecintaan kepada Ahlulbaitnya.
Selama berabad-abad ummat Islam Indonesia telah berusaha memelihara dan mengembangkan kecintaan kepada Ahlulbait as. seraya melanjutkan perjuangan untuk mempersatukan dan memperkuat barisan dengan mendirikan organisasi kemasyarakatan yang didasarkan pada keyakinan akan tauhid, nubuwwah, imamah, keadilan, serta kepulangan hamba kepada Maula-nya yang Rahman dan Rahim.
Dengan mengambil berkah pada sabda Nabi Saw., “Perumpamaan Ahlulbait seperti bahtera Nuh as. (dikala taufan dan banjir). Barangsiapa menaiki bahtera itu selamat. Barangsiapa yang meninggalkannya tenggelam dan terhempas”; kami membentuk Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia sebagai bahtera keselamatan kami.
Dengan ucapan bismillahi majreha wa mursaha dan dengan pancaran cahaya pencerahan dari gemintang keluarga Nabi as., kami melayarkan bahtera IJABI yang akan melindungi segenap pencinta Ahlulbait dari musuh-musuhnya, mengembangkan pemikiran secara spiritual, intelektual, dan moral, serta mensejahterahkan seluruh kaum mukminin lahir dan bathin. Pada akhirnya, kami ingin menggabungkan bahtera ini dengan bahtera-bahtera lainnya di seluruh dunia di bawah berkat dan kepemimpinan Pemilik Zaman Imam Mahdi Al-Muntazar ‘ajjala Allahu farajahu al-syarif.
Bahwa kecintaan kepada Ahlulbait as. telah menjadi titik pusat yang mempersatukan kaum muslimin apapun mazhabnya. Kecintaan kepada Allah tidak dapat dipenuhi tanpa kecintaan kepada Rasulullah Saw. dan kecintaan kepada Rasulullah Saw. hanya dapat diwujudkan dengan kecintaan kepada Ahlulbaitnya.
Selama berabad-abad ummat Islam Indonesia telah berusaha memelihara dan mengembangkan kecintaan kepada Ahlulbait as. seraya melanjutkan perjuangan untuk mempersatukan dan memperkuat barisan dengan mendirikan organisasi kemasyarakatan yang didasarkan pada keyakinan akan tauhid, nubuwwah, imamah, keadilan, serta kepulangan hamba kepada Maula-nya yang Rahman dan Rahim.
Dengan mengambil berkah pada sabda Nabi Saw., “Perumpamaan Ahlulbait seperti bahtera Nuh as. (dikala taufan dan banjir). Barangsiapa menaiki bahtera itu selamat. Barangsiapa yang meninggalkannya tenggelam dan terhempas”; kami membentuk Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia sebagai bahtera keselamatan kami.
Dengan ucapan bismillahi majreha wa mursaha dan dengan pancaran cahaya pencerahan dari gemintang keluarga Nabi as., kami melayarkan bahtera IJABI yang akan melindungi segenap pencinta Ahlulbait dari musuh-musuhnya, mengembangkan pemikiran secara spiritual, intelektual, dan moral, serta mensejahterahkan seluruh kaum mukminin lahir dan bathin. Pada akhirnya, kami ingin menggabungkan bahtera ini dengan bahtera-bahtera lainnya di seluruh dunia di bawah berkat dan kepemimpinan Pemilik Zaman Imam Mahdi Al-Muntazar ‘ajjala Allahu farajahu al-syarif.
KELAHIRAN IJABI
Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) merupakan salah satu ormas Islam (seperti halnya Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang telah lebih dahulu lahir). Tanggal 1 Juli 2000, Gedung Asia Afrika Bandung, yang pernah menjadi saksi sejarah berkumpulnya bangsa-bangsa Asia Afrika pada Konferensi Asia Afrika, kembali menjadi saksi sejarah lahirnya ormas baru yang mengusung semangat yang sama, pembebasan dan pencerahan. Dipimpin oleh Prof.Dr. KH. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc salah seorang intelektual muslim terkemuka Indonesia, IJABI lahir dengan maksud untuk menghimpun para pencinta keluarga suci Nabi Saw, apapun mazhabnya.
Pada periode awal, IJABI yang dipimpin oleh duet Prof.DR.KH.Jalaluddin Rakhmat, M.Sc (sebagai Ketua Dewan Syura) dan DR.Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng (sebagai Ketua Umum Tanfidziyah) ingin menegakkan kembali semangat Asia Afrika dalam konteks pemberdayaan mustadh’afin dan pencerahan intelektual di Indonesia. Seperti dituturkan Ustadz Jalal (sapaan untuk Ketua Dewan Syura IJABI), komitmen IJABI adalah ikut serta dalam renaissance Islam dan pencerahan pemikiran umat serta pembelaan atas nasib kaum tertindas (mustadh’afin). Pencerahan pemikiran, yaitu membangun pemahaman keberagamaan yang inklusif, tidak simbolik tapi substantif, serta mendukung kebebasan berpikir dan toleransi.
Para pendiri IJABI sadar bahwa bumi Indonesia tempat di mana jutaan pecinta Ahlulbait (Keluarga Suci) Nabi Saw. berdiam adalah negeri dengan sejuta keragaman. Para pendiri IJABI juga sadar bahwa seluruh komponen yang menjadi bagian dari ke-Bhinneka-an Indonesia adalah kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan. Konsep Negara Kesatuan RI dengan seluruh kekayaan khasanahnya yang beragam (agama, suku, budaya, dan lain-lain) menjadi kenyataan historis yang tidak tergantikan.
Karena itu, di tengah euforia reformasi yang mulai melupakan nilai-nilai Pancasila, IJABI berusaha ‘mengembalikan’ Pancasila sebagai modus vivendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seminar dan Lokakarya Nasional yang dilaksanakan IJABI bekerjasama dengan WANTANAS (Dewan Pertahanan Nasional) tentang “Pancasila sebagai modus vivendi kehidupan berbangsa dan bernegara” beberapa waktu lalu menjadi salah satu upaya IJABI untuk meneguhkan kembali komitmen tersebut.
Dalam berbagai program kerjanya, IJABI selalu berusaha mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman yang menghargai pluralitas dengan pendekatan kultural. Penekanan pada prinsip-prinsip “kemuliaan akhlak” dan penghargaan pada keragaman (pluralitas) menjadi ciri khas IJABI dalam merealisasikan berbagai programnya. Dengan pendekatan tersebut, IJABI ingin ikut serta dalam upaya membangun kehidupan keberagamaan yang toleran dan menghindari radikalisme keagamaan yang cenderung menampakkan wajah agama yang penuh kebencian dan permusuhan.
Pesan-pesan utama yang ingin disampaikan IJABI melalui berbagai aktifitasnya, tergambar dengan baik dalam 2 karya besar Ustadz Jalal (Pendiri sekaligus Ketua Dewan Syura IJABI), yaitu buku “Dahulukan Akhlak di Atas Fiqh” serta “Islam dan Pluralisme; Akhlak Quran Menyikapi Perbedaan”.
Agama hanya dapat memberi kontribusi dalam menjawab berbagai problem kemanusiaan jika setiap pemeluknya kembali dan berpegang teguh pada misi utama hadirnya agama itu sendiri di tengah umat manusia. Misi pembebasan dan pencerahan, yang menjadi misi utama kehadiran para Nabi di setiap zaman, mesti menafasi seluruh aktifitas yang dilakukan oleh setiap umat beragama, apapun agamanya.
Sebagai bagian dari umat beragama, khususnya Islam, IJABI ingin menegaskan pentingnya kembali dan berpegang teguh pada kedua misi tersebut. Hanya dengan cara seperti itu, seluruh umat beragama dapat bekerjasama dalam memberikan kontribusi terbaik bagi seluruh problem kemanusiaan. Dan dengan misi kesejarahan seperti inilah, IJABI ingin berperan aktif, meski dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. IJABI ingin melayarkan bahteranya, bergabung bersama bahtera-bahtera lainnya yang telah lebih dulu berlayar, di atas samudera luas yang penuh gelombang dahsyat, menuju kesempurnaan hidup, yang menjadi tujuan penciptaan manusia.
Pada periode awal, IJABI yang dipimpin oleh duet Prof.DR.KH.Jalaluddin Rakhmat, M.Sc (sebagai Ketua Dewan Syura) dan DR.Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng (sebagai Ketua Umum Tanfidziyah) ingin menegakkan kembali semangat Asia Afrika dalam konteks pemberdayaan mustadh’afin dan pencerahan intelektual di Indonesia. Seperti dituturkan Ustadz Jalal (sapaan untuk Ketua Dewan Syura IJABI), komitmen IJABI adalah ikut serta dalam renaissance Islam dan pencerahan pemikiran umat serta pembelaan atas nasib kaum tertindas (mustadh’afin). Pencerahan pemikiran, yaitu membangun pemahaman keberagamaan yang inklusif, tidak simbolik tapi substantif, serta mendukung kebebasan berpikir dan toleransi.
Para pendiri IJABI sadar bahwa bumi Indonesia tempat di mana jutaan pecinta Ahlulbait (Keluarga Suci) Nabi Saw. berdiam adalah negeri dengan sejuta keragaman. Para pendiri IJABI juga sadar bahwa seluruh komponen yang menjadi bagian dari ke-Bhinneka-an Indonesia adalah kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan. Konsep Negara Kesatuan RI dengan seluruh kekayaan khasanahnya yang beragam (agama, suku, budaya, dan lain-lain) menjadi kenyataan historis yang tidak tergantikan.
Karena itu, di tengah euforia reformasi yang mulai melupakan nilai-nilai Pancasila, IJABI berusaha ‘mengembalikan’ Pancasila sebagai modus vivendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seminar dan Lokakarya Nasional yang dilaksanakan IJABI bekerjasama dengan WANTANAS (Dewan Pertahanan Nasional) tentang “Pancasila sebagai modus vivendi kehidupan berbangsa dan bernegara” beberapa waktu lalu menjadi salah satu upaya IJABI untuk meneguhkan kembali komitmen tersebut.
Dalam berbagai program kerjanya, IJABI selalu berusaha mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman yang menghargai pluralitas dengan pendekatan kultural. Penekanan pada prinsip-prinsip “kemuliaan akhlak” dan penghargaan pada keragaman (pluralitas) menjadi ciri khas IJABI dalam merealisasikan berbagai programnya. Dengan pendekatan tersebut, IJABI ingin ikut serta dalam upaya membangun kehidupan keberagamaan yang toleran dan menghindari radikalisme keagamaan yang cenderung menampakkan wajah agama yang penuh kebencian dan permusuhan.
Pesan-pesan utama yang ingin disampaikan IJABI melalui berbagai aktifitasnya, tergambar dengan baik dalam 2 karya besar Ustadz Jalal (Pendiri sekaligus Ketua Dewan Syura IJABI), yaitu buku “Dahulukan Akhlak di Atas Fiqh” serta “Islam dan Pluralisme; Akhlak Quran Menyikapi Perbedaan”.
Agama hanya dapat memberi kontribusi dalam menjawab berbagai problem kemanusiaan jika setiap pemeluknya kembali dan berpegang teguh pada misi utama hadirnya agama itu sendiri di tengah umat manusia. Misi pembebasan dan pencerahan, yang menjadi misi utama kehadiran para Nabi di setiap zaman, mesti menafasi seluruh aktifitas yang dilakukan oleh setiap umat beragama, apapun agamanya.
Sebagai bagian dari umat beragama, khususnya Islam, IJABI ingin menegaskan pentingnya kembali dan berpegang teguh pada kedua misi tersebut. Hanya dengan cara seperti itu, seluruh umat beragama dapat bekerjasama dalam memberikan kontribusi terbaik bagi seluruh problem kemanusiaan. Dan dengan misi kesejarahan seperti inilah, IJABI ingin berperan aktif, meski dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. IJABI ingin melayarkan bahteranya, bergabung bersama bahtera-bahtera lainnya yang telah lebih dulu berlayar, di atas samudera luas yang penuh gelombang dahsyat, menuju kesempurnaan hidup, yang menjadi tujuan penciptaan manusia.
5 PILAR IJABI
Pada awal kelahirannya, IJABI memiliki karakteristik sebagai berikut:
Seiring dengan perkembangan zaman, pada muktamar IJABI yang ke-5 di Jakarta tahun 2016, 5 karakteristik di atas diubah menjadi bangunan besar yang kemudian disebut sebagai 5 Pilar IJABI. Kelima pilar tersebut adalah:
- Tidak berpolitik
- Non-sektarian
- Mengutamakan Akhlak
- Menjunjung Persaudaraan
- Mencerahkan Pemikiran
Seiring dengan perkembangan zaman, pada muktamar IJABI yang ke-5 di Jakarta tahun 2016, 5 karakteristik di atas diubah menjadi bangunan besar yang kemudian disebut sebagai 5 Pilar IJABI. Kelima pilar tersebut adalah:
- Islam Rasional dan Spiritual
- Non Sektarianisme dan Dahulukan Akhlak di atas Fikih
- Islam Pluralis
- Islam Madani
- Pembelaan Terhadap Kaum Mustadh'afin
VISI DAN MISI IJABI
Visi
Menampilkan gerakan intelektual yang mencerahkan pemikiran Islam dan pembelaan terhadap mustadh’afin
Misi
Menghimpun semua pecinta Ahlulbait dari mazhab mana saja mereka berasal.
Pencerahan Pemikiran Islam
Program yang sudah dilakukan untuk pencerahan pemikiran Islam adalah sekolah bebas biaya di Cicalengka, Bandung, Cianjur, Bondowoso, Lumajang, dan Makassar. Beberapa program serupa sedang dikembangkan pula di tempat yang lain.
IJABI juga hadir di berbagai tempat dan kampus di seluruh Indonesia dalam berbagai kegiatan kajian dan diskusi keislaman yang bersifat ilmiah, mulai dari Dialog Antar Mazhab (Sunni-Syiah), Ulumul Quran dan Ulumul Hadits (Studi Kritis Hadits), Filsafat dan Tasawuf, Kajian Fiqh, Sosiologi Agama, dan Psikologi Agama.
Pemberdayaan Mustadh’afin
Program yang dilakukan untuk pemberdayaan mustadh'afin adalah:
Bakti Sosial dan Kerja Sama Lintas Agama
Bakti Sosial bersama Masyarakat Dhuafa
Berkhidmat untuk Indonesia
Posko bantuan IJABI dalam kondisi bencana di Indonesia seperti:
Taqrib Baynal Madzahib
Menampilkan gerakan intelektual yang mencerahkan pemikiran Islam dan pembelaan terhadap mustadh’afin
Misi
Menghimpun semua pecinta Ahlulbait dari mazhab mana saja mereka berasal.
Pencerahan Pemikiran Islam
- Memperkenalkan ajaran Ahlulbait as.
- Membantah secara intelektual argumentasi yang menyerang Ahlulbait as.
- Menyediakan wahana untuk studi kritis tentang ilmu-ilmu Islam
- Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam
- Melakukan penelitian dan kajian tentang ajaran dan masyarakat Islam
Program yang sudah dilakukan untuk pencerahan pemikiran Islam adalah sekolah bebas biaya di Cicalengka, Bandung, Cianjur, Bondowoso, Lumajang, dan Makassar. Beberapa program serupa sedang dikembangkan pula di tempat yang lain.
IJABI juga hadir di berbagai tempat dan kampus di seluruh Indonesia dalam berbagai kegiatan kajian dan diskusi keislaman yang bersifat ilmiah, mulai dari Dialog Antar Mazhab (Sunni-Syiah), Ulumul Quran dan Ulumul Hadits (Studi Kritis Hadits), Filsafat dan Tasawuf, Kajian Fiqh, Sosiologi Agama, dan Psikologi Agama.
Pemberdayaan Mustadh’afin
- Mempersatukan para pengikut Ahlulbait as.
- Membangun perekonomian masyarakat
- Menyediakan bantuan kepada mereka yang membutuhkan
- Memberikan bantuan hukum (khususnya) kepada para pengikut Ahlulbait as.
- Meningkatkan kekuatan politik pengikut Ahlulbait as.
Program yang dilakukan untuk pemberdayaan mustadh'afin adalah:
Bakti Sosial dan Kerja Sama Lintas Agama
- Khitanan Massal, pengobatan serta pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat dhuafa bekerjasama dengan organisasi lintas agama
- Bakti Sosial di Penjara Wanita bersama Gereja Kristen Jawa
- Mendirikan Klinik IJABI untuk masyarakat Rancaekek Jawa Barat
Bakti Sosial bersama Masyarakat Dhuafa
- Khitanan massal
- Pengobatan dan pemeriksaan kesehatan
- Evakuasi korban bencana
- Pemberian makanan padat gizi
- Buka puasa bersama warga dhuafa
- Pemberian bantuan alat-alat sekolah
- Distribusi bantuan sembako
- Bakti sosial membersihkan lingkungan
Berkhidmat untuk Indonesia
Posko bantuan IJABI dalam kondisi bencana di Indonesia seperti:
- Posko bantuan IJABI di Nangroe Aceh Darussalam saat bencana tsunami, 2004
- Posko bantuan IJABI di Bantul, Yogyakarta saat gempa bumi, 2006
- Bantuan korban banjir bandang di Kabupaten Sinjai, SulSel
- Membantu pengungsi warga Sampang
- Membantu korban kebakaran di Donghwa Kalimantan Timur
- dan perkhidmatan lainnya di berbagai daerah di Indonesia
Taqrib Baynal Madzahib
- Dialog Sunni-Syiah di berbagai kota
- Diskusi dan Bedah Buku “Islam dan Pluralisme” di berbagai kota, bekerjasama dengan organisasi lintas agama
- Silaturrahim dan menjalin kerjasama dengan MUI dan ormas-ormas Islam lainnya
- Konferensi Internasional Sunni-Syiah di Istana Bogor
- Mewakili Komunitas Syiah bersama tokoh organisasi Islam dari kalangan Sunni dalam kunjungan ke Timur Tengah untuk sosialisasi hasil-hasil Konferensi Sunni-Syiah untuk penyelesaian konflik Sunni-Syiah
- Peringatan hari-hari bersejarah di dalam Islam dari mazhab Sunni-Syiah bersama-sama dengan organisasi Islam lainnya seperti Jamaah Tarekat, MUI, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain
TUJUAN IJABI
Tujuan IJABI adalah:
- Membangun diri untuk hidup berjamaah dan berimamah
- Mengenalkan dan menyebarkan ajaran Islam yang diriwayatkan melalui jalur Keluarga Nabi as.
- Memberdayakan masyarakat ekonomi kecil dan lemah (mustadh’afin)
- Mengembangkan kajian-kajian spiritual dan intelektual
- Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan seluruh organisasi keagamaan lainnya
HYMNE DAN MARS IJABI
Hymne IJABI
Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.
Dr. Dimitri Mahayana, M.Eng.
dr. Thal'at, Sp.OG
Piala cinta
Rindu menggelora
Menanti wajah
Kasih Mushthafa
Bahtera Cinta
Safinatun najah
Kafilah suci
Ali Muhammad
Sebarkan cinta
Ali Muhammad
Sucikan diri
Sucikan ummat
Tegakkan adil
Walau syahid bak Husain
Curahkan darah
Di jalan Muhammad
Bi izza Allah
Nubuwwah Ahmad
Wilayah Ali
Majulah IJABI
Mars IJABI
Syair dan lagu: Dr. Jalaluddin Rakhmat dan GOFA
Dari wilayah Ali
Berhimpun di IJABI
Dari wadah IJABI
Jalin silaturrahmi
Tebarkanlah kasih
Lapangkanlah hati
Sebarkan senyuman
Sang Nabi
Kami kibarkan panji al-Husain
Lanjutkan misi para nabi
Tak akan pudar hingga akhir dunia
Menyongsong al-Mahdi
Pembebas manusia
Di bumi pertiwi
bernaung di IJABI
Dengan IJABI
Mari satukan hati
Bersama IJABI
Mercusuar abadi
Majulah majulah IJABI
Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.
Dr. Dimitri Mahayana, M.Eng.
dr. Thal'at, Sp.OG
Piala cinta
Rindu menggelora
Menanti wajah
Kasih Mushthafa
Bahtera Cinta
Safinatun najah
Kafilah suci
Ali Muhammad
Sebarkan cinta
Ali Muhammad
Sucikan diri
Sucikan ummat
Tegakkan adil
Walau syahid bak Husain
Curahkan darah
Di jalan Muhammad
Bi izza Allah
Nubuwwah Ahmad
Wilayah Ali
Majulah IJABI
Mars IJABI
Syair dan lagu: Dr. Jalaluddin Rakhmat dan GOFA
Dari wilayah Ali
Berhimpun di IJABI
Dari wadah IJABI
Jalin silaturrahmi
Tebarkanlah kasih
Lapangkanlah hati
Sebarkan senyuman
Sang Nabi
Kami kibarkan panji al-Husain
Lanjutkan misi para nabi
Tak akan pudar hingga akhir dunia
Menyongsong al-Mahdi
Pembebas manusia
Di bumi pertiwi
bernaung di IJABI
Dengan IJABI
Mari satukan hati
Bersama IJABI
Mercusuar abadi
Majulah majulah IJABI
MAKNA LOGO IJABI
Logo ini berdasarkan pada ungkapan Safinah Al-Najah yang disebutkan kepada Nabi Muhammad saw. Para pengikut Ahlulbait di Indonesia diharapkan menaiki bahtera tersebut. Karena dengan menaiki bahtera tersebut para pengikut Ahlulbait Indonesia dapat bersama-sama menuju alam abadi cinta Ilahi yang dibimbing oleh para Imam yang suci as.
Bahtera telah menjadi symbol yang tak pernah pudar dari Bangsa Indonesia. Pulau yang terbentang bak permata sepanjang khatulistiwa telah mengembangkan budaya bahari sepanjang sejarah Indonesia. Mereka hampir menghabiskan usia mereka dalam mengeksplorasi laut, belajar dan memperoleh hikmah darinya.
Pada masa lalu, untuk menyatakan keseluruhan gugusan pulau-pulau ini, meniscayakan penggunaan bahtera. Pada masa kini, untuk menyatukan orang-orang Muslim, Bahtera Keselamatan Safinah Al-Najah tak terhindarkan. Dengan menaiki Bahtera Ahlulbait, seluruh umat Islam dapat bekerjasama menuju pengabdian baik di dunia maupun di akhirat.
Makna Logo IJABI
I. Layar Kembar Terkembang
II. Bahtera
III. Ombak
Simbol ombak berwarna biru langit menunjukkan bahwa bahtera tersebut berlayar di atas ombak. Setiap ombak menggambarkan salah satu bentuk Imam Suci yang membimbing dan memimpin alam semesta. Di atas ombak ini terdapat 5 garis (yang membentuk badan bahtera) yang menyimbolkan Ahlul Kisa’. Jumlah ombak dan garis spiral melambangkan 14 Manusia Suci.
IV. Tulisan Nama Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia
Tulisan nama dari organisasi ini melingkari bahtera, menyimbolkan kesempurnaan dan juga menggambarkan bola dunia.
V. Layar Kembar Terkembang digabungkan dengan Lingkaran
Layar kembar terkembang digabungkan dengan lingkaran tampak sebagai mercu suar yang menyimbolkan cahaya semesta.
VI. Bahtera Bergerak dari Timur
Bahtera bergerak dari timur, dari arahnya terbitnya matahari, yang merupakan sumber pencerahan. Kami meyakini bahwa bahtera tersebut berlayar membelah lautan dengan membawa cahaya-Nya, menyibak tirai kegelapan di dunia fana ini.
Bahtera telah menjadi symbol yang tak pernah pudar dari Bangsa Indonesia. Pulau yang terbentang bak permata sepanjang khatulistiwa telah mengembangkan budaya bahari sepanjang sejarah Indonesia. Mereka hampir menghabiskan usia mereka dalam mengeksplorasi laut, belajar dan memperoleh hikmah darinya.
Pada masa lalu, untuk menyatakan keseluruhan gugusan pulau-pulau ini, meniscayakan penggunaan bahtera. Pada masa kini, untuk menyatukan orang-orang Muslim, Bahtera Keselamatan Safinah Al-Najah tak terhindarkan. Dengan menaiki Bahtera Ahlulbait, seluruh umat Islam dapat bekerjasama menuju pengabdian baik di dunia maupun di akhirat.
Makna Logo IJABI
I. Layar Kembar Terkembang
- Layar Kembar menggambarkan Ats-Tsaqalain, yaitu Al-Qur’an dan Ahlulbait Nabi Muhammad saw. Keduanya mengarahkan bahtera menuju tujuan akhirnya. Keduanya membimbing manusia kepada asal mereka, Tuhan Yang Maha Pemurah.
- Garis tepi warna merah darah menggambarkan keberanian, sementara warna putih menggambarkan kemurnian kesucian, kebersihan sebagai esensi terdalam manusia. Warna merah yang melingkupi warna putih juga melukiskan Asma Jalal dan Asma Jamal Allah swt.
II. Bahtera
- Simbol Safinah Al-Najah terdiri dari garis-garis spiral yang menunjukkan tangan Ahlulbait yang selalu terbuka dalam menerima Cahaya Ilahiyah.
- Kelima garis menyimbolkan Ahlulbait.
III. Ombak
Simbol ombak berwarna biru langit menunjukkan bahwa bahtera tersebut berlayar di atas ombak. Setiap ombak menggambarkan salah satu bentuk Imam Suci yang membimbing dan memimpin alam semesta. Di atas ombak ini terdapat 5 garis (yang membentuk badan bahtera) yang menyimbolkan Ahlul Kisa’. Jumlah ombak dan garis spiral melambangkan 14 Manusia Suci.
IV. Tulisan Nama Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia
Tulisan nama dari organisasi ini melingkari bahtera, menyimbolkan kesempurnaan dan juga menggambarkan bola dunia.
V. Layar Kembar Terkembang digabungkan dengan Lingkaran
Layar kembar terkembang digabungkan dengan lingkaran tampak sebagai mercu suar yang menyimbolkan cahaya semesta.
VI. Bahtera Bergerak dari Timur
Bahtera bergerak dari timur, dari arahnya terbitnya matahari, yang merupakan sumber pencerahan. Kami meyakini bahwa bahtera tersebut berlayar membelah lautan dengan membawa cahaya-Nya, menyibak tirai kegelapan di dunia fana ini.
KONTAK
Hubungi IJABI melalui:
Kontak Person:
Syamsuddin Baharuddin, Ketua PP Tanfidziah IJABI
Nomor Telp: 0821-9476-8881
Email: [email protected]
Website: www.ijabi.or.id
Facebook Page: PP IJABI dan IJABI Pusat
Twitter: @ijabipp
Youtube Channel: Majulah IJABI
Kontak Person:
Syamsuddin Baharuddin, Ketua PP Tanfidziah IJABI
Nomor Telp: 0821-9476-8881
Email: [email protected]
Website: www.ijabi.or.id
Facebook Page: PP IJABI dan IJABI Pusat
Twitter: @ijabipp
Youtube Channel: Majulah IJABI